Wednesday October 13, 2021. October 13, 2021. KomentarRenungan Harian Kristen hari ini 06 Januari 2020. Bacaan Alkitab 118. Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,120 di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat. 1 Timotius 118-20 Perintah Paulus adalah sebuah tugas serius kepada pendeta muda Timotius yang telah dipisahkan untuk sebuah tugas khusus. Intonasinya menyatakan betapa seriusnya masalah ini. Diperlukan komitmen total untuk melaksanakan tugas-tugas ini. Inilah yang diutarakan Paulus ketika ia menantang Timotius untuk tetap teguh. Ada tiga hal dalam penugasan ini. Kita perlu berjuang dalam perjuangan yang baik. Komitmen pelayanan Injil adalah sebuah deklarasi peperangan melawan kuasa kegelapan. Rasul Paulus telah mengenal jenis peperangan ini karena dia telah menghadapinya sejak hari pertama dia memberitakan Injil setelah pertobatannya. Penganut-penganut Yudaisme seringkali mengajarkan doktrin-doktrin yang bertentangan dengan yang diajarkan para rasul, dan di manapun ketika Injil diberitakan maka akan ada yang menentangnya. Sangat jelas bahwa mereka tidak akan dengan mudah mempedulikan pengajaran Timotius, tetapi mereka akan menentang, bahkan menganiaya. Pekerjaan pengabaran Injil bukanlah tugas yang mudah pada masa tersebut, juga dalam sepanjang sejarah gereja dan bahkan sampai saat ini. Bukan hanya Timotius yang perlu dikuatkan, tetapi semua orang yang tengah berusaha keras untuk melakukan pekerjaan pengabaran Injil. Akan ada banyak rintangan, tetapi akan ada keberanian dan keyakinan untuk mengatasinya, karena pekerjaan ini harus diselesaikan. Tanda peringatan ini akan selalu ada ketika seseorang masuk ke dalam pekerjaan mulia ini. Adanya agama-agama yang sesat dan pengaruh agama dalam hati manusia seringkali membingungkan karena seseorang tidak dapat membedakan yang sesat dan yang benar. Sebagian orang telah menganggap bahwa semua agama adalah tahyul. Para pemberita Injil Tuhan harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas, dan untuk mendapatkan kepercayaan dari manusia yang telah disesatkan oleh banyak suara. Mereka harus berusaha dan pada saat yang sama bergantung kepada Tuhan untuk memimpin mereka. Ini adalah pengalaman Paulus di Korintus Kis. 189-10. RENUNGKAN Baca 1 Yohanes 44. DOAKAN Berdoa untuk para misonaris, terutama mereka yang engkau kenal.
Daud adalah manusia yang sungguh-sungguh transparan tentang berbagai kesalahannya, yang telah berdamai dengan Allah melalui pertobatan dan yang menikmati kedekatan dengan Allah karena anugerah. Ketika Daud melarikan diri dari hadapan anaknya Absalom, dalam perjalanan yang belum jauh berjalan dari Yerusalem. Seorang gila yang masih kerabat Saul yang bernama Simei bin Gera 2 Samuel 16 5-14, ia mendekati Daud dan terus menerus mengutuki sambil melemparinya dengan batu. Dia mengutuk dan menghina Daud dengan mengatakan “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! TUHAN telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Salah satu jenderal Daud menawarkan diri untuk membungkam pembual itu dengan memenggal kepalanya. Tentunya sebagai raja, Daud bisa saja melakukan apa saja, namun justru ia menahan orangnya. Meskipun perkataan Simei itu tidak benar, Daud menerima makian itu sebagai konsekuensi alami dari kegagalannya sebelumnya, ia menyadari bahwa dosanya yang sangat besar memang akan menuai konsekuensi yang panjang dan tak terelakkan. Dari pengamatannya atas apa yang diucapkan oleh Simei itu, umpatan itu bisa dari Tuhan dan bisa juga tidak, maka keputusannya adalah untuk membiarkan Allah mengurus orang itu. 2 Sam. 16 10-12. Apa yang dilakukan oleh Simei itu sebenarnya telah menyerang harga dirinya apalagi dia adalah seorang raja. Namun kerendahan hati Daud berhasil menaklukkan serangan Simei. Sekarang, jika kita berhadapan pada situasi seperti ini, maka apa yang akan kita lakukan? Kita punya dua pilihan utama. Pertama, berhadapan dengannya dan menyerang. Ini adalah tanggapan natural kita ketika kita menerima kritikan yang tidak adil dan yang dilebih-lebihkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh David Roper - Kritikan selalu datang ketika kita tidak memerlukannya - Kritikan datang ketika kita tidak layak mendapatkannya - Kritikan datang dari orang yang tidak berkompeten menyampaikannya - Kritikan sering kali datang yang sama sekali tidak membantu kita Tetapi, kemungkinan respon yang kedua untuk menghadapi kritikan yang tidak adil adalah dengan mengumpulkan kebenaran. Kritikan itu kemungkinan tidak semuanya salah dan tidak semuanya benar. Tetapi alangkah bijaksananya jika kita menyaring kritikan yang mungkin benar dan menggunakannya sebagai sebuah kesempatan untuk memusatkan perhatian pada kesalahan kita. Kerendahan hati akan memilih respon yang lembut atas kritik rendahan yang penuh permusuhan. Kerendahan hati tahan dalam penderitaan, anggun, baik, bahkan lembut saat menghadapi olok-olok. Kerendahan hati membalas kejahatan dengan kebaikan, sebuah jawaban yang lembut dalam menanggapi amarah, memberikan berkat atas kutukan, menaruh belas kasihan atas kekejaman. Daud menolak membela diri melawan berbagai serangan terhadap harga dirinya. Dia keluar dari lingkaran main hakim sendiri, tetapi dia menyerahkannya ke dalam tangan Tuhan. Sebagamana Daud berdoa dalam Mazmur 109. Apa yang terjadi di dalam dirinya ketika menerima kritikan dan fitnah semuanya diutarakan dan disampaikannya kepada Tuhan. Ia tidak menahan atau berpura-pura bahwa kemarahannya tidak pernah ada; tetapi ia menyatakan semuanya dalam konteks yang sesuai. Dengan sikap rendah hati menanggapi setiap kritikan dan fitnah, maka kita sedang menyadari bahwa Allah memegang kendali atas segala macam situasi. Dengan berpegang pada kerendahan hati kita tidak pernah mencari-cari pemulihan nama baik, tetapi memilih Tuhan untuk membela dan membenarkan kita, kita lebih mengutamakan nama baik Tuhan daripada diri sendiri. Sumber Charles R. Swindoll “A life well lived”
g6fO. 296 167 203 276 14 498 336 150 336