Demikiandisampaikan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy saat membuka acara talkshow, pameran foto dan peluncuran buku Konflik Manusia-Harimau dengan tajuk Nagari Ramah Harimau di ZHM Premiere Hotel, Padang, Kamis (13/1). "Terus terang saya baru tahu kalau Sumbar punya pusat konservasi harimau sumatra dan menjadi satu-satunya di Indonesia.Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Hektar, 2019-2021 Kabupaten/Kota Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Hektar Hutan LindungSuaka Alam dan Pelestarian AlamHutan Produksi TerbatasHutan Produksi TetapHutan Produksi Dapat dikonversiJumlah Luas Hutan 201920202021201920202021201920202021201920202021201920202021201920202021 Kuantan Singingi42 038,0064 912,0441 159,0051 616,0064 052,1954 133,0053 182,00119 678,8554 903,0087 181,000,0093 550,0076 055,00288 937,5175 830,00310 073,00537 580,59319 575,00Indragiri Hulu20 327,0056 957,6521 034,00152 939,00102 509,36152 243,0079 567,00265 116,4079 424,00119 664,0032 423,75122 555,00170 106,00343 802,80157 558,00542 603,00800 809,96532 814,00Indragiri Hilir20 005,0010 656,1219 896,0019 687,00-19 573,00152 316,00236 575,89151 569,00228 709,00376 913,42227 740,00288 503,00673 483,85274 602,00709 220,001 297 629,28693 380,00Pelalawan9 284,00-9 247,00125 351,0052 513,44125 025,0064 183,00676 325,3762 964,00612 069,0017 871,98606 818,0066 060,00528 723,4468 587,00876 947,001 275 434,24872 641,00Siak79,00-79,0074 038,0053 681,1073 481,006 310,00203 668,216 120,00326 679,00193 936,65324 702,0013 483,00318 624,3511 417,00420 589,00769 910,30415 799,00Kampar53 657,0054 256,9952 554,00107 031,0084 713,50105 126,00114 980,00344 706,77115 439,00163 160,0036 697,14147 948,00132 772,00515 513,40127 134,00571 600,001 035 877,81548 201,00Rokan Hulu70 579,0085 069,0371 646,001 346,00-1 347,00120 264,00180 894,17118 713,0054 939,0049 150,4664 184,00136 061,00460 908,43137 756,00383 189,00776 022,09393 646,00Bengkalis31,00-31,0082 755,0072 564,2082 658,00110 471,00236 085,33110 098,00330 848,00233 174,60343 736,0065 779,00320 938,7568 247,00589 883,00862 762,89604 770,00Rokan Hilir11 569,00-11 636,007 448,002 187,667 455,00150 758,00257 510,27151 850,00237 546,00268 803,17233 321,00149 595,00351 724,43148 017,00556 916,00880 225,53552 279,00Kepulauan Meranti2 503,00-2 494,005 299,003 989,335 289,00150 174,00117 646,29149 754,0042 962,00-42 807,0059 600,00237 632,8159 412,00260 537,00359 268,42259 756,00Pekanbaru0,00-727,00-725,00579,0010 253,24577,001 279,00-1 278,001 618,0052 903,911 616,004 203,0063 157,154 196,00Dumai0,00-3 568,002 654,583 567,0012 218,0015 497,9811 754,00130 415,00127 935,66121 265,0020 376,0061 087,5318 859,00166 576,00207 145,74155 445,00RIAU230 072,00271 851,83229 776,00631 805,00438 865,36630 622,001 015 003,002 663 958,771 013 165,002 335 450,001 336 906,832 329 904,001 180 008,004 154 281,211 149 035,005 392 336,008 865 824,005 352 502,00 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau PusatPelayanan BPS Provinsi Bali; Peraturan Kepala BPS No 38 tahun 2020; Berita; Senarai Rencana Terbit Beranda » Kehutanan » Luas Hutan Wisata Menurut Fungsinya dan Banyaknya Pengunjung Kawasan Hutan Konservasi di Provinsi Bali, 2018-2021. Sosial dan Kependudukan. Gender. Geografi. Iklim Kabar Baru 22 Oktober 2020 Provinsi konservasi Papua Barat berumur lima tahun. Tata ulang kawasan konservasi dan konversi lahan mendapat tantangan setelah terbit omnibus law Undang-Undang UU Cipta Kerja. PROVINSI Papua Barat telah lima tahun menjadi “provinsi konservasi”. Pada 19 Oktober 2020, provinsi ini mensosialisasikan Peraturan Daerah Khusus Perdasus Nomor 10 Tahun 2019 tentang rencana pembangunan berkelanjutan, sebagai tindak lanjut komitmen mereka atas deklarasi menjadi provinsi konservasi lima tahun lalu. Kebijakan daerah ini sebetulnya ditetapkan pada 29 November 2019, tapi peluncuran dan sosialisasinya baru kali ini. Peraturan daerah khusus nomor 10 itu di antaranya tekad Papua Barat melindungi 70% hutan dan 50% habitat laut. Pembangunan provinsi konservasi cukup ambisius, di tengah fakta bahwa Papua Barat menduduki posisi nomor 2 termiskin di antara 34 provinsi di Indonesia. Sumber pendapatan daerahnya sebagian besar diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alam dengan hamper separuh belanja, dari total penerimaan Rp 4 triliun, untuk pegawai dan belanja barang. Menurut survei Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2015, Taman Nasional Teluk Cendrawasih seluas 1,45 juta hektare—taman nasional perairan terluas di Indonesia—keragaman hayatinya berada dalam kondisi buruk, dengan tutupan karang keras di zona inti hanya 13-40%. Tata ruang juga tak menggembirakan. Sebanyak 64% merupakan lokasi areal penggunaan lain untuk pertanian, perkebunan, dan tujuan konversi lain. Karena itu Peraturan Daerah Khusus Nomor 10 itu pada prinsipnya akan menata ulang peruntukan lahan di Papua Barat dengan membaliknya dari 34% kawasan konservasi darat menjadi 70%. Dengan penataan ini, pemerintah Papua Barat hendak mengatur izin-izin terutama di lokasi pemanfaatan dengan menurunkannya dari 64% menjadi 30%. Penataan ini muncul di waktu yang tepat. Tak hanya karena Papua memiliki kekayaan flora terbesar di dunia, juga karena terbitnya omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja yang menghapus ketentuan batas minimal hutan 30% per pulau atau daerah aliran sungai di pasal 18 Undang-Undang Kehutanan. Penataan lahan di Papua Barat akan mencegah konversi hutan untuk alasan industrialisasi. Menurut Vice President the Conservation International Ketut Sarjana Putra, potensi hutan salah satunya berada di DAS. Ketika hutan ini dikonversi, ia berisiko tinggi terhadap lingkungan seperti banjir dan longsor. “Karena itu yang dibutuhkan dalam peraturan daerah itu adalah rencana teknis berikutnya,” kata dia. “Perlu panduan teknis dalam implementasi sehingga sinkron dengan analisis risiko, terutama yang menyangkut dengan aturan-aturan di Undang-Undang Cipta Kerja.” Kepala Sub Bidang Diseminasi Badan Penelitian dan Pengembangan Ezrom Batorinding, mengatakan ada makna di balik strategi pengembangan wilayah provinsi ini. “Inisiatif dan komitmen yang antimainstream ini untuk melindungi dan melestarikan sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya bagi generasi mendatang, terutama memastikan akan kebutuhan standar hidup bagi masyarakat adat asli Papua,” kata Ezrom dalam keterangan tertulis. Ezrom mengatakan penyelenggaraan Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi akan dilakukan secara bertahap, dalam waktu yang tidak singkat dan harus melibatkan berbagai pihak secara sungguh-sungguh. “Tahapan atau proses tersebut harus dilakukan secara terus-menerus dan menjadi siklus yang tidak terputus,” kata dia. Setelah peraturan daerah ini akan ada penyusunan aturan pelaksana atau operasional, dalam peraturan gubernur dan aturan pelaksana/operasional lainnya. Lalu penyiapan dan pembentukan kelembagaan, yakni kajian pembentukan kelembagaan daerah yang sesuai atau diperlukan dan pembentukannya itu sendiri. Berikutnya adalah integrasi dan sinkronisasi dalam program dan kebijakan daerah, dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, rencana kerja pemerintah daerah, hingga program teknis di tiap dinas, serta sinkronisasi program dan kebijakan antar badan. Selanjutnya adalah pemantauan, evaluasi, dan pembelajaran. Menurut Ezrom, caranya melalui penyusunan alat pemantauan dan evaluasi secara partisipatif, pemantauan dan evaluasi secara berkala, publikasi pemantauan dan evaluasi untuk mendapatkan umpan balik, serta penyusunan pembelajaran sebagai bahan perbaikan atau penyempurnaan regulasi dan aturan teknis. Terakhir perbaikan atau penyempurnaan regulasi, aturan teknis, program dan kebijakan, yaitu revisi, perbaikan, atau penyempurnaan terhadap peraturan daerah khusus, aturan pelaksana/ operasional, program dan kebijakan sesuai hasil evaluasi. Soal peraturan daerah khusus nomor 10, Ketut Sarjana Putra memandang langkah Papua Barat ini cukup berani tetapi positif untuk mendukung perbaikan iklim. Soalnya, kata dia, asas pelestarian alam, terutama hutan dan laut memerlukan target yang sangat khusus. Di sisi lain, kata dia, komitmen dalam menjaga laut untuk wilayah konservasi tetap mempertimbangkan kebutuhan ekonomi masyarakat. Ketut optimistis pengembangan provinsi konservasi bisa diwujudkan jika pemerintah Papua Barat merencanakannya dengan matang. “Pembentukan ini tidak instan,” kata Ketut. Pencetus “provinsi konservasi” adalah Gubernur Papua Abraham Octavianus Atururi. Ia melihat contoh pembangunan Raja Ampat yang ia nilai berhasil mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Menurut Ketut, ekonomi Raja Ampat yang bertumpu pada perikanan bisa maju sehingga Gubernur Atururi berniat memproteksi 80% hutan Raja Ampat. Sebab, proteksi hutan yang baik dengan luas signifikan akan berdampak positif pada produksi perikanan, sembari meningkatkan juga nilai ekoturisme laut memakai kearifan lokal. Gesekan antara konservasi dan ekonomi, menurut Ketut, memang menjadi tantangan tersendiri. Karena itu terbitnya peraturan daerah khusus nomor 10 itu, kata dia, sebagai cara pemerintah menjamin keberlangsungan dua hal itu. Pembangunan ekonomi dilakukan dengan hati-hati memakai prinsip reduksi risiko terhadap lingkungan. Ia percaya pemerintah pusat juga memiliki komitmen yang sama untuk Papua Barat. Karena itu perlu ada koordinasi yang baik antar pusat dan daerah. “Misalnya pemerintah pusat ingin mengembangkan ekoturisme besar di Papua Barat sehingga harus dipilih mana wilayah untuk ekoturisme massal dan mana wilayah yang tak boleh,” kata Ketut. Ketut mengutip rencana Badan Perencana Pembangunan Nasional yang menjadikan Papua sebagai provinsi yang memiliki target pembangunan rendah karbon dan menjadi contoh pencapaian Tujuan Pembangunan Lestari SDG's “Peraturan Daerah Khusus Nomor 10 ingin menerjemahkan SDG itu,” kata dia. BERSAMA MELESTARIKAN BUMI Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum. Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan. Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp Topik Hutanlumut atau padang lumut (tundra) adalah tumbuhan alami yang berada di puncak suatu pegunungan yang tinggi dengan suhu yang sangat rendah dan akan selalu tertutup oleh kabut. Hutan lumut merupakan komunitas pegunungan tropik yang memiliki struktur berbeda dengan taiga. • Terdapat musim dingin yang panjang di Hutan Lumut karena gerak
DATA SENSUS Beranda » Kehutanan » Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan serta Persentasenya Menurut Fungsi Kawasan Hutan di Provinsi Bali, 2022 Update Terakhir 17 Mar 2023 Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan serta Persentasenya Menurut Fungsi Kawasan Hutan di Provinsi Bali, 2022 Extent of Forest Area, Inland Water, Coastal, Marine Ecosystem ha, and Percentage by Forest Zone Function in Bali Province, 2022 Fungsi Kawasan Hutan Luas Hutan ha Persentase Terhadap Luas Keseluruhan % Forest Zone Function Area of Forest ha Percentage of Total Area 1. Hutan Lindung HL / Protection Forest 97 407,95 71,19 2. Hutan Produksi / Production Forest 8 848,57 6,47 a. Hutan Produksi Terbatas HPT / Limited Production Forest 6 805,82 4,97 b. Hutan Produksi Tetap HP / Permanent Production Forest 1 872,80 1,37 c. Hutan Produksi Dapat dikonversi HPK / Convertible Production Forest 169,95 0,12 3. Hutan Konservasi Suaka Alam dan Pelestarian Alam Sanctuary Reserve and Nature Conservation Area 30 570,53 22,34 a. Cagar Alam CA / Natural Reserve 1 773,80 1,30 b. Taman Nasional TN / National Park 23 143,86 16,91 c. Taman Wisaa Alam TWA / Natural Conservation 4 511,46 3,30 d. Taman Hutan Raya Tahura / Grand Forest Park 1 141,41 0,83 Jumlah Luas Hutan dan Perairan / Total Forest Area and Water Area 136 827,05 100,00 Sumber Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Source Forestry and Living Environment Department of Bali Province
Catalog For You; Utusan Borneo (Sabah) Pusat Konservasi Tapir Kebangsaan akan diwujudkan di Hutan Simpan Kenaboi, Jelebu 2019-06-07 - . SEREMBAN: Pusat Konservasi Tapir Kebangsaan yang pertama di negara ini akan diwujudkan di Taman Negeri, Hutan Simpan Kenaboi, Jelebu, kata Pengarah Jabatan Perlindungan Hidupan Liar dan Taman Negara (Perhilitan) Negeri Sembilan Wan Mat Wan Harun. Hutan LumutKarakteristik Flora dan Fauna di Hutan Lumut Hutan Lumut di Indonesia Gunung Lumut, Kalimantan TimurHutan Lumut Gunung Singgalang Pegunungan Argopuro Gambar 1. Forest Moss Nature © Hutan memang menyimpan banyak kekayaan keanekaragaman flora maupun fauna. Banyak karakteristik dan jenis-jenis hutan yang memiliki keunikan karena kondisi tertentu. Berikut ini salah satu hutan yang unik yang akan kita bahas yaitu mengenai Hutan Lumut. Apa sih lumut itu? Lumut merupakan tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan daun sejati. Walaupun begitu daun pada lumut dapat melakukan fotosintesis seperti tanaman pada umumnya. Tumbuhan ini biasanya hidup berkoloni, terdapat lebih dari spesies tumbuhan lumut di dunia. Lumut dapat tumbuh di berbagai tempat bahkan ia dapat tumbuh di lingkungan yang terbilang ekstrem dimana tumbuhan lain tidak mampu untuk hidup. Dapat hidup di berbagai tempat seperti bebatuan, tanah, batang kayu bahkan menumpang di organisme lain. lumut biasanya tumbuh pada lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi oleh karena itu hutan ini biasanya dijumpai di kawasan yang bersuhu rendah. Disebut Hutan lumut karena vegetasi kawasannya didominasi oleh lumut. Tumbuhan kecil dan berkelompok ini dapat dijumpai di area pegunungan dengan ketinggian m diatas permukaan laut dengan suhu yang rendah dan memiliki kelembaban yang tinggi. Hutan ini biasa dijumpai di kawasan hutan hujan tropis yang lembab dan juga di bioma tundra karena keduanya memiliki kemiripan. Kawasan bioma tundra dan bioma hujan tropis karena kedua bioma tersebut memiliki suhu lingkungan yang rendah, lembab dan biasanya gelap karena sulit terjangkau oleh sinar matahari sehingga mudah bagi tumbuhan kecil seperti lumut dapat tumbuh di kawasan ini. Karakteristik Hutan lumut memiliki ciri yaitu terletak pada dataran tinggi dengan udara yang lembab dan suhu yang rendah sehingga kawasan akan tertutup dengan kabut. Banyak dijumpai banyak lumut yang hampir tumbuh di setiap kawasannya seperti pohon-pohon yang berwarna hijau sampai dengan warna bebatuan ikut berwarna hijau hal tersebut karena kawasannya diselimuti oleh lumut si tanaman kecil yang berkelompok ini. Di berbagai daereh hutan ini banyak dijumpai di kawasan memiliki curah hujan yang tinggi sehingga memiliki kelembapan tinggi membuat lingkungan selalu berembun bahkan beberapa lumut terdapat juga di kawasan yang bersalju dan jarang terkena sinar matahari sehingga kawasan tersebut ditumbuhi oleh tanaman dari jenis yang sama yaitu lumut. Lumut memiliki ketahanan yang baik bahkan saat suhu mengalami penurunan yang dapat membuat daerahnya membeku namun hebatnya lumut akan tetap hidup sampai es yang menyelimutinya mencair. Ads Gambar 2. Moss Bed © Pinterest Hutan lumut tumbuh pada bioma tundra dan bioma hutan hujan tropis. Pada bioma tundra, lumut dapat tumbuh disini karena suhu yang sangat rendah serta kawasannya dapat membeku sepanjang tahun serta di kawasan ini lumut tumbuh di daerah dengan ketinggian seperti puncak gunung sehingga pohon besar tidak dapat tumbuh dan hanya beberapa tanaman kecil saja yang dapat tumbuh. Sedangkan pada bioma hutan hujan tropis, hutan ini dapat tumbuh karena kondisi hutan yang selalu basah dan lembab karena memiliki curah hujan yang tinggi. Pada bioma hutan hujan tropis hutan ini biasanya dijumpai di kawasan yang memiliki kerapatan pepohonan yang tinggi dan rindang membuat matahari sulit untuk menembusnya sehingga lumut dapat tumbuh subur menempel di pepohonan. Flora dan Fauna di Hutan Lumut Hutan ini memiliki persamaan dengan kawasan bioma tundra karena suhunya yang rendah. Karakteristik dari fauna di kawasan ini memiliki bulu yang lebih tebal karena untuk beradaptasi dengan lingkungannya supaya tetap merasa hangat. Satwa yang hidup biasanya mamalia seperti kelinci, tupai, European hedgehog, serigala, hewan pengerat, dan jenis burung seperti burung elang, burung gagak dan jenis burung lainnya yang dapat hidup di suhu yang rendah. Bahkan jenis serangga, reptil dan amfibi juga menjadi penghuni hutan ini. Gambar 3. European hedgehog. Photo by Aniribe © Pinterest. Jenis flora hutan ini tergantung kawasannya. Ada beberapa daerah hutan ini memiliki kelembaban tinggi karena suhu yang rendah maupun karena pepohonan yang rimbun sehingga lumut banyak tumbuh di batang-batang pohon sehingga membentuk koloni dengan jumlah yang besar dan ada juga yang kawasan seperti bioma tundra yang hanya ditumbuhi tanaman kecil. Tanaman yang sering dijumpai yaitu lumut kerak, lumut Sphagnum, jenis tumbuhan rumput, alga, tanaman epifit seperti anggrek, jamur dan tumbuh-tumbuhan pendek yang lainnya. Hutan Lumut di Indonesia Hutan ini banyak dijumpai di kawasan dataran tinggi di Indonesia. Berikut beberapa kawasan hutan lumut yang ada di Indonesia Gunung Lumut, Kalimantan Timur Kawasan gunung ini memiliki keunikan yaitu banyak ditumbuhi tumbuhan lumut. Daerah yang diselimuti oleh lumut dapat dilihat pada ketinggian 900 meter, terlihat di akar pohon, batang pohon bahkan bebatuan. Memiliki iklim yang bersuhu rendah dan juga lembab membuat lumut mudah tumbuh di kawasan ini. Memiliki warna hijau di setiap sudutnya membuat mata dimanjakan oleh pemandangan kesegaran gunung ini. Terdapat beberapa jenis lumut yaitu lumut daun, lumut hati, lumut Leucobryum, lumut Usnea dan jenis lumut yang lainnya. Hutan Lumut Gunung Singgalang Gambar 4. Hutan Lumut Gunung Singgalang. © Pinterest. Gunung Singgalang memiliki ketinggian sekitar mdpl, hutan yang berada di gunung ini terletak di jalur pendakiannya. Banyak dijumpai lumut karena kondisi lingkungannya yang lembab serta memiliki kandungan air yang tinggi. Lumut di kawasan gunung ini banyak menempel pada pepohonan besar dari akar hingga ranting yang membuat hutan ini terkesan eksotis. Pegunungan Argopuro Pegunungan Argopuro terletak di Provinsi Jawa Timur tepatnya di Hutan lumut Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. Pegunungan ini memiliki lingkungan dengan dominasi pepohonan yang tingginya mencapai 30 meter membuat kawasan memiliki kelembaban yang tinggi karena rindangnya pepohonan. Pegunungan Argopuro memiliki ketinggian 1000 mdpl sehingga membuat kawasan ini memiliki kelembaban yang tinggi membuat pegunungan ini merupakan tempat yang ideal untuk pertumbuhan lumut. Penulis Moh. Dwi Bahtiar Referensi Literatur November, 17 2020. Hutan Lumut adalah. Retrieved February 04, 2021, from Gusti, Melinda. December, 5 2020. Keren ! Pesona Hutan Lumut Eksotis Satu Ini Ada di Sumatera Barat. Retrieved February 03, 2021, from HUTAN HUJAN TROPIS. Retrieved February 04, 2021, from Bioma Tundra Pengertian, Proses, Ciri-ciri dan Jenisnya. Retrieved February 04, 2021, from Rahardian, Galen.,Gayut.,Aswar, et al. 2017. Inventarisasi Lumut Epifit di Kawasan Hutan Lumut, Suaka Marga Satwa “Dataran Tinggi Yang”, Pegunungan Argopuro. Jurnal Biotropika, Vol, 5 No,3. Bioma – Pengertian, Ciri, Karakteristik, Fungsi & Jenisnya. Retrieved February 04, 2021, from Saurei, Christi. June, 2020. Cantiknya Hutan Lumut Gunung Singgalang. Retrieved February 03, 2021, from Referensi Gambar merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak! Yuk, jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!36 juta ha berada di Kepulauan Indonesia baik di pulau besar maupun pulau-pulau kecilnya (KEMENHUT, 2012).Luasan hutan mangrove sekitar75% yang beradadi Kawasan Asia Tenggara tumbuh di Indonesia
Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Hutan Lindung, Suaka Alam dan Pelestarian Alam Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur ha, 2021 Kabupaten/Kota Regency/Municipality Tahun SK Year of Decree Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Extent of Forest Area, Inland Water, Coastal, and Marine Ecosystem Hutan Lindung Protection Forest Suaka Alam dan Pelestarian Alam Sanctuary Reserve and Nature Conservation Area Kabupaten/Regency Pacitan 2021 268,16 - Ponorogo 2021 16 880,30 209,01 Trenggalek 2021 17 929,19 - Tulungagung 2021 5 947,16 - Blitar 2021 12 518,72 - Kediri 2021 8 338,48 422,45 Malang 2021 40 597,56 24 341,28 Lumajang 2021 11 915,48 23 400,95 Jember 2021 44 972,08 47 426,28 Banyuwangi 2021 54 895,07 62 702,34 Bondowoso 2021 30 190,32 2 334,97 Situbondo 2021 15 643,83 27 635,75 Probolinggo 2021 23 127,13 9 489,51 Pasuruan 2021 7 388,48 9 266,00 Sidoarjo 2021 - - Mojokerto 2021 4 309,72 11 614,06 Jombang 2021 1 102,28 2 662,27 Nganjuk 2021 7 640,46 - Madiun 2021 5 550,91 6,35 Magetan 2021 4 234,25 - Ngawi 2021 3 101,62 - Bojonegoro 2021 1 530,52 - Tuban 2021 734,91 2,05 Lamongan 2021 255,28 - Gresik 2021 - 4 531,27 Bangkalan 2021 705,87 - Sampang 2021 6,52 - Pamekasan 2021 445,94 - Sumenep 2021 9 221,62 1 452,69 Kota/Municipality Kediri 2021 42,25 - Blitar 2021 - - Malang 2021 - - Probolinggo 2021 - - Pasuruan 2021 - - Mojokerto 2021 - - Madiun 2021 - - Surabaya 2021 - - Batu 2021 3 042,33 4 376,95 Jawa Timur 332 536,44 231 874,18 Catatan/Note 1 Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Serta Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK/Based on Environtment and Forestry Ministerial Decree on The Designation of Provincial Forest Area, Inland Water, Coastal and Marine Ecosystem and Forest Land Use by Concencus Sumber/Source Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur/Forest Service of Jawa Timur Province 5cKJJJ. 295 482 449 425 368 235 260 291 351